- Upaya menekan laju pertumbuhan penduduk hingga 1,1 persen pada 2015 dan kurang 1 persen pada 2020 dinilai terlalu berat. Target itu hanya dapat tercapai jika revitalisasi program keluarga berencana berlangsung secara masif seperti era Orde Baru. Ketua Umum Koalisi Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan Sonny Harry B Harmadi saat dihubungi di Jakarta, Selasa (1/3), menyatakan, laju pertumbuhan penduduk 2000-2010 rata-rata sebesar 1,49 persen diwarnai tingginya angka pertumbuhan pada akhir dekade. Pada 2007, pertumbuhan penduduk mencapai 1,5 persen.
Agar KB Berhasil, Butuh Komitmen Politik Kuat
Diposting oleh PIK REMAJA BANTARA KENCANA REMAJA 0 komentar
Kesiapan PIK Bantara Kencana Remaja Ikuti Lomba PIK Tingkat Nasional
Diposting oleh PIK REMAJA BANTARA KENCANA REMAJA 0 komentar
Audiensi Dengan Bapak Walikota Malang
Diposting oleh PIK REMAJA BANTARA KENCANA REMAJA 0 komentar
Talk Show di RRI Malang
Diposting oleh PIK REMAJA BANTARA KENCANA REMAJA 0 komentar
13 Fakta tentang Sperma
Mungkin banyak orang yang sudah tahu dari mana asal sperma dan fungsinya dalam proses pembuahan sel telur. Namun, sebenarnya sperma masih punya banyak rahasia menarik yang belum terungkap. Dr David Shin, Kepala Center for Sexual Health & Fertility dari Hackensack University Medical Center, Amerika, membagi informasi mengenai 13 fakta seputar sperma, yaitu sebagai berikut:
- Sperma diproduksi di testis dan butuh 10 minggu untuk matang.
- Sperma matang bisa menunggu hingga 2 minggu di "ruang tunggu" yang disebut epididimis sebelum mereka memulai debutnya. Epididimis adalah saluran melingkar yang terdapat di bagian paling atas dan belakang testis. Fungsinya menyalurkan sperma.
- Sperma hanya berkontribusi 5 persen pada total volume cairan mani. Sisanya terdiri dari cairan yang menyediakan nutrisi dan medium perlindungan sperma agar ia bisa melakukan perjalanan ke saluran reproduksi perempuan.
- Pria sehat menghasilkan 70-150 juta sperma setiap hari.
- Sperma bisa hidup sampai 5 hari di dalam rahim. Hal ini menjelaskan mengapa seseorang bisa hamil beberapa hari setelah terjadinya ovulasi (dilepaskannya sel telur).
- Sperma Y, yang akan menghasilkan bayi laki-laki, berenang lebih cepat dibanding sperma X, yang akan menghasilkan bayi perempuan. Kromosom Y lebih kecil dan memiliki materi genetik lebih sedikit dibanding kromosom X.
- Sperma manusia berukuran sekitar 55 mikron. Sebagai perbandingan, kira-kira ukuran rambut manusia adalah 100 mikron.
- Sperma berasal dari bahasa Yunani, yang berarti "benih".
- Sperma hanya bisa berenang maju, tidak bisa mundur.
- Sperma yang normal memiliki kepala, sedikit bagian tengah, dan ekor. Sperma yang tidak normal bisa memiliki dua kepala atau dua ekor.
- Di Amerika Serikat, pria di New York memiliki jumlah sperma 50 persen lebih banyak dibanding pria di Los Angeles.
- Berlama-lama di sauna atau berendam air panas bisa mengurangi jumlah sperma.
- Pelumas, losion, dan air ludah bisa menyebabkan gerakan sperma berkurang.
Diposting oleh PIK REMAJA BANTARA KENCANA REMAJA 0 komentar
Tahun 2011 LPMK Kelurahan Tanjungrejo Kembali Mendukung Pendanaan Kegiatan PIK Remaja
Diposting oleh PIK REMAJA BANTARA KENCANA REMAJA 0 komentar
Remaja dan Hak Reproduksi
- Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi;
- Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi;
- Hak untuk kebebasan berpikir dan membuat keputusan tentang kesehatan reproduksinya;
- Hak untuk memutuskan jumlah dan jarak kelahiran anak;
- Hak untuk hidup dan terbebas dari risiko kematian karena kehamilan, kelahiran atau masalah jender;
- Hak atas kebebasan dan keamanan dalam pelayanan kesehatan reproduksi;
- Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk yang menyangkut kesehatan reproduksi;
- Hak mendapatkan manfaat dari hasil kemajuan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan reproduksi;
- Hak atas kerahasiaan pribadi dalam menjalankan kehidupan reproduksinya;
- Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga;
- Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang bernuansa kesehatan reproduksi;
- Hak atas kebebasan dari segala bentuk diskriminasi dalam kesehatan reproduksi.
- Akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, mengingat di banyak negara kesehatan reproduksi diprioritaskan bagi pasangan suami-istri sedangkan remaja kurang mendapatkan perhatian. Oleh karena itu, remaja mempunyai hak atas pelayanan kesehatan reproduksi yang tidak menghakimi, rahasia, menyeluruh serta mudah diakses bagi seluruh remaja dari semua golongan.
- Hak untuk mendapatkan pendidikan tanpa ada diskriminasi jender. Selain itu yang perlu mendapat perhatian adalah hak remaja untuk memperolah informasi atas kesehatan reproduksinya, baik dari pendidikan formal maupun non-formal.
- Instrumen hak asasi internasional menyatakan bahwa perkawinan hanya dapat dilakukan oleh dua orang yang secara sadar memang menginginkannya, dan bebas dari paksaan pihak lain. Oleh karena itu, pernikahan dini yang berdampak buruk bagi perkembangan remaja terutama remaja perempuan, dalam hal pendidikan, kemandirian ekonomi, serta kesehatan fisik maupun psikis, harus dihapuskan.
- Kelahiran dan kontrasepsi. Mengingat secara fisik maupun psikologis remaja belum cukup matang untuk melahirkan, kelahiran di kalangan remaja mengakibatkan tingginya angka kematian ibu melahirkan. Oleh karena itu, remaja mempunyai hak untuk mendapatkan akses informasi dan pelayanan kontrasepsi dan pelayanan pra dan pasca melahirkan bagi remaja tanpa memandang status perkawinan.
- Sehubungan adanya tingkat kematian yang tinggi karena aborsi yang tidak aman, dalam hal KTD yang membahayakan kehidupan remaja, kita berhak untuk terhindar dari risiko ini dan mendapatkan akses terhadap pelayanan yang aman.
- Infeksi Menular Seksual. Remaja putri lebih rentan terhadap infeksi menular seksual, sehubungan dengan adanya faktor-faktor yang berada di luar kendali mereka, seperti adanya kekerasan dan eksploitasi seksual, kurangnya pendidikan termasuk pendidikan seksual dan kurangnya akses terhadap kontrasepsi dan layanan kesehatan reproduksi.
- Kekerasan seksual. Remaja berhak untuk mendapatkan rasa aman dan bebas dari ketakutan akan ancaman kekerasan seksual yang dilakukan baik oleh sesama remaja sendiri maupun oleh orang dewasa.
Diposting oleh PIK REMAJA BANTARA KENCANA REMAJA 2 komentar
KB BUKAN HANYA UNTUK ORANG TUA, REMAJA JUGA PERLU TAHU
Bukan saja karena dengan mengikuti KB maka kesehatan ibu menjadi lebih terjaga, kehamilan tidak diinginkan pun dapat dicegah dan keharmonisan keluarga dapat ditingkatkan, dengan mengikuti KB secara tidak langsung akan mencegah anak kekurangan gizi, tumbuh kembang bayi menjadi lebih terjamin serta kebutuhan ASI Eksklusif selama 6 bulan relatif dapat bisa terpenuhi.
Di satu sisi, Secara ekonomi, mengikuti program KB akan mengurangi kebutuhan rumah tangga, di sisi lain juga memberikan akses yang lebih luas pada keluarga yang bersangkutan untuk meningkatkan/menambah penghasilan keluarga. Logikanya sangat sederhana, dengan ber-KB maka jumlah anak akan lebih sedikit dari yang seharusnya, sehingga kebutuhan hidup sehari-hari, biaya kesehatan dan pendidikan anak serta kebutuhan lainnya dapat ditekan seoptimal mungkin. Lebih dari itu, karena keluarga tidak banyak direpotkan untuk mengurus anak, maka keluarga lebih berkesempatan untuk berwirausaha sehingga kemandiria ekonomi akan lebih dapat diwujudkan.
Secara sosial KB juga banyak memberi banyak keuntungan. Prinsipnya, dengan ber-KB, maka keluarga yang bersangkutan memiliki kesempatan lebih luas untuk bermasyarakat. Disamping itu, KB terbukti mampu meningkatkan peran ibu dalam pengambilan keputusan keluarga. Dengan demikian mengikuti program KB itu tidak ada ruginya, karena selain dianjurkan oleh pemerintah. Agama apapun juga mendorong terwujudnya keluarga yang sejahtera yang menjadi tujuan akhir dari program KB itu sendiri. Artinya, KB tidak hanya memberikan solusi untuk membangun keluarga kecil mandiri, tetapi juga keluarga yang memiliki ketahanan yang tinggi sehingga harmonisasinya dapat lebih terjaga.
Yang harus dipahami adalah bahwa program KB itu tidak semata-mata berurusan dengan kontrasepsi, tetapi juga berkaitan dengan bagaimana keluarga mengatur kehidupannya kelak secara lebih terencana melalui Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga sehingga fungsi-fungsi keluarga yang terdiri dari fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi dan fungsi pembinaan lingkungan dapat dijalankan secara optimal.
Diposting oleh PIK REMAJA BANTARA KENCANA REMAJA 2 komentar
Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP)
- Kondisi rahim dan panggul belum berkembang optimal sehingga dapat mengakibatkan risiko kesakitan dan kematian pada saat persalinan, nifasserta bayinya.
- Kemungkinan timbulnya risiko medik sebagai berikut:
- Keguguran
- Preeklamsia (tekanan darah tinggi, cedema, proteinuria)
- Eklamsia (keracunan kehamilan)
- Timbulnya kesulitan persalinan
- Bayi lahir sebelum waktunya
- Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
- Fistula Vesikovaginal (merembesnya air seni ke vagina)
- Fistula Retrovaginal ( keluarnya gas dan feses/tinja ke vagina)
- Kanker leher rahim
- Prioritas kontrasepsi adalah oral pil, oleh karena peserta masih muda dan sehat
- Kondom kurang menguntungkan, karena pasangan sering bersenggama (frekuensi tinggi) sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi.
- AKDR/Spiral/IUD bagi yang belum mempunyai anak merupakan pilihan kedua. AKDR/Spiral/IUD yang digunakan harus dengan ukuran terkecil.
Diposting oleh PIK REMAJA BANTARA KENCANA REMAJA 0 komentar
PIK KRR – Untuk Membentuk Remaja Berkualitas
Istilah apa sih, Kok saya baru denger? Gimana bacanya yaa?? Pikerrrrr atau piker?Hehehe, tidak usah bingung baca aja PIK KRR. Merupakan kepanjangan dari Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja. Ini merupakan salah satu sub program yang dimiliki oleh BKKBN yang lebih menitikberatkan pada remaja sebagai subjek penyuluhan. Seperti kita ketahui bahwa remaja merupakan salah satu fase usia peralihan antara masa kanak-kanak menuju gerbang dewasa. Menurut Organisasi kesehatan dunia, WHO, batasan usia remaja adalah usia 12 s/d 24 tahun. Program ini merupakan salahsatu upaya pemerintah untuk membantu remaja memiliki status kesehatan reproduksi yang baik melalui pemberian informasi, pelayanan konseling, dan pendidikan keterampilan hidup (Life skill).
Sebagai masa peralihan, pada fase remaja inilah anak kita mengalami perubahan fisik dan kepribadian yang signifikan sehingga berdampak pada perubahan emosional yang besar. Dalam aspek kognitif, remaja juga mulai memiliki peningkatan terhadap pemahaman mereka tentang dunianya. Pada masa ini, seorang anak memiliki keinginan kuat untuk mulai mandiri tidak terikat lagi kepada orang tua, tetapi masih bingung dengan kehidupannya. Mulai berusaha mencari-cari jati diri mereka seperti apa, merupakan salahsatu isu yang paling penting sekaligus kritis pada masa-masa ini.
Mungkin tidak banyak yang mengetahui, ternyata dibalik hingar bingar kepemerintahan dan politik-politikan ternyata pemerintah masih memperdulikan warganya yang berada pada fase peralihan yang disebut remaja. Melalui program ini, pemerintah mengupayakan agar remaja tidak melewati masa remajanya dengan hal-hal yang tidak berguna. Seperti kita pernah alami, pada masa-masa remajalah kita mengalami proses pencarian jalan hidup yang seperti apa yang akan kita pilih. Tidak sedikit dari teman-teman saya yang pada akhirnya menjadi ‘gagal’ dan ‘biasa-biasa saja’ dimasa dewasanya hanya karena mereka salah memilih jalan dan pergaulan ketika masa remajanya. Melalui program ini, agaknya pemerintah mulai concern melihat perkembangan zaman instant yang serba canggih ini. Betapa banyak remaja yang akhirnya terperangkap kedalam lingkaran NARKOBA, akibat ketidaktauan dan rasa penasaran mereka. Pengetahuan yang kurang, atensi keluarga yang hampir tidak dirasakan, serta kebutuhan akan pengakuan yang tidak terpenuhi membuat mereka kadang memilih jalan yang salah.
Selain itu, perkembangan seksual sekunder remaja juga membuat remaja menjadi penasaran dengan keberadaan diri mereka. Awalnya mungkin coba-coba. Mereka melakukan eksplorasi seksual terhadap diri sendiri, ditambah tontonan-tontonan ‘bokep’ yang mendorong rasa ingin tau yang meledak-ledak membuat remaja cenderung menyalurkannya melalui masturbasi. Salah? Mungkin demikian. Seksolog kompasiana, Mariska Lubis pernah membahas ini sebelumnya.
Didorong rasa keprihatinan supaya remaja memiliki pengetahuan memadai seputar dunianya, maka sejak tahun 2000, BKKBN sebagai salahsatu badan yang mengurusi Keluarga mempunyai program PIK KRR. Melalui program ini, pemerintah berupaya untuk membentuk remaja TEGAR yaitu remaja yang berperilaku sehat, menghindari resiko TRIAD KRR (seksualitas, HIV dan AIDS, serta NAPZA), serta menunda usia perkawinan/pendewasaan usia perkawinan.
Sebagai bagian dari warga Negara Indonesia, maka saya mengajak anda yang memiliki anak remaja agar benar-benar memperhatikan perkembangan anak anda agar tidak salah jalan dalam menapaki hidupnya kelak. Berikanlah kasih sayang yang cukup terhadap mereka, tidak usah terlalu mengekang tapi juga jangan terlalu memberikan kebebasan kepada mereka. Penuhi segala kebutuhan psikologisnya, salah satunya bisa dilakukan dengan upaya memposisikan diri anda sebagai sahabat bagi mereka.
Mari kita selamatkan generasi muda Indonesia agar tidak terjerumus kedalam pergaulan yang salah, supaya terhindar dari NARKOBA dan juga seks bebas yang buntut-buntutnya akan menjadikan Negara kita semakin terbelakang. Jika anda ingin ikut berkontribusi terhadap program PIK KRR pemerintah, anda bisa menghubungi kantor BKKBN / badan bentukan pemerintah daerah yang concern mengurusi program KB (BKBPP/BPPKB) atau melalui para penyuluh atau petugas Lapangan KB yang tersebar diseluruh kabupaten di wilayah tanah air tercinta ini.
Read More......
Diposting oleh PIK REMAJA BANTARA KENCANA REMAJA 0 komentar
KONDISI FAKTUAL TUMBUH KEMBANG REMAJA
Kualitas generasi akan sangat ditentukan oleh kemauan dan kemampuan pengembangan potensi diri, dengan tidak menampik peran keluarga (orang tua) dan pemerintah dalam memberikan perhatian terhadap pengembangan sumber daya manusia potensial. Sekali kita melakukan kesalahan maka dampaknya akan sangat panjang dan berat bagi diri generasi muda itu sendiri, lebih jauh pada pembangunan bangsa secara menyeluruh.
- Lebih dekat dengan teman sebaya
- Ingin bebas
- Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya
- Mulai berpikir abstrak
- Mencari identitas diri
- Timbul keinginan untuk kencan
- Mempunyai rasa cinta yang mendalam
- Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak
- Berkhayal tentang aktivitas seks
- Pengungkapan kebebasan diri
- Lebih selektif dalam mencari teman sebaya
- Mempunyai citra jasmani dirinya
- Dapat mewujudkan rasa cinta
- Mampu berpikir abstrak
- Terjadinya haid pada remaja putri (menarche, usia, 9-15 th)
- Terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki (wet Dream, usia 12-15)
- Remaja laki-laki : terjadi perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, terjadi ereksi dan ejakulasi, dada lebih lebar, badan lebih berotot, tumbuhnya kumis, cambang dan rambut disekitar kemaluan dan ketiak.
- Remaja puteri ; pinggul melebar, pertumbuhan rahim dan vagina, payudara membesar, tumbuhnya rambut diketiak dan sekitar kemaluan (pubis).
- Sensitif (mudah menangis, cemas, frustrasi dan tertawa)
- Agresif dan mudah bereaksi terhadap rangsangan luar yang berpengaruh, sehingga (misalnya) mudah berkelahi
- Mampu berfikir abstrak, senang memberikan kritik
- Ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku ingin mencoba-coba.
Diposting oleh PIK REMAJA BANTARA KENCANA REMAJA 0 komentar
Diposting oleh PIK REMAJA BANTARA KENCANA REMAJA 0 komentar
Asam Amino, Kunci Kebal HIV
Diposting oleh PIK REMAJA BANTARA KENCANA REMAJA 0 komentar
Remaja AS "Terjebak" Seks Oral
Diposting oleh PIK REMAJA BANTARA KENCANA REMAJA 0 komentar
8 Mitos Seputar Edukasi Seks
Setiap anak muda memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan seks secara akurat dan seimbang, termasuk informasi tentang alat kontrasepsi, misalnya kondom.
Lengkapi dengan penjelasan mengenai pelayanan kesehatan yang profesional, seks yang aman, dan sebagainya. Jangan sampai hak itu terabaikan, gara-gara kita lebih percaya mitos.
Inilah beberapa mitos tentang pendidikan seks yang masih merongrong sebagian besar masyarakat. Mitos ini sebaiknya perlu diluruskan sehingga generasi muda mendapatkan informasi yang tepat dan benar tentang kesehatan reproduksi dan seksual.
1. Mitos: Pendidikan seks hanya perlu diberikan kepada orang yang mau menikah. Fakta: Menurut sebuah penelitian, sikap seperti itu tidak bakal menunda aktivitas seksual di kalangan remaja. Justru pemahaman yang sangat sedikit dan keliru tentang seksualitas memudahkan banyak remaja terjerumus ke dalam perilaku seks tidak sehat.
2. Mitos: Pendidikan seks mendorong para pelajar menjadi aktif secara seksual. Fakta: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengevaluasi 47 program di Amerika Serikat dan beberapa negara lain. Dalam 15 studi, pendidikan seks dan HIV/AIDS menambah aktivitas seksual dan tingkat kehamilan serta infeksi menular seksual. Namun, 17 studi lain menunjukkan, pendidikan seks dan HIV/AIDS menunda aktivitas seksual, mengurangi jumlah pasangan seksual, juga mengurangi tingkat kejadian infeksi menular seksual dan kehamilan yang tak direncanakan.
3. Mitos: Mengajarkan alat kontrasepsi akan mendorong para pelajar aktif secara seksual dan meningkatkan angka kehamilan pada remaja. Fakta: Para ahli yang telah mempelajari isu ini menyimpulkan, pendidikan tentang seks dan HIV/AIDS yang komprehensif, termasuk program ketersediaan kondom, tidak menambah aktivitas seksual, tetapi justru efektif dalam mengurangi perilaku seksual berisiko tinggi di antara para remaja.
4. Mitos: Kerap terjadi kegagalan alat kontrasepsi sehingga kita lebih baik mengajari para remaja untuk bersikap menghindarinya. Fakta: Kontrasepsi modern sangatlah efektif, asalkan memilih jenis yang benar-benar cocok dan digunakan secara benar. Rata-rata kehamilan pada perempuan yang menggunakan suatu jenis pil sekitar 0,03 persen, sementara yang memakai kondom untuk perempuan sekitar 21 persen, dan yang tanpa KB sekitar 85 persen. Bandingkanlah.
5. Mitos: Alat kontrasepsi tidak menangkal HIV dan infeksi menular seksual lainnya. Fakta: Memang hanya kondom yang memberikan perlindungan yang signifikan terhadap penularan infeksi seksual, termasuk HIV. Itu sebabnya para remaja sebaiknya mendapat pendidikan yang benar mengenai kondom.
6. Mitos: Kondom memiliki angka rata-rata kegagalan yang tinggi. Fakta: The National Institutes of Health (TNIH) menjelaskan, kondom sangat efektif untuk menangkal penularan HIV dan mencegah kehamilan. TNIH juga melaporkan, studi laboratorium memperlihatkan bahwa kondom mampu mencegah penyakit akibat infeksi menular seksual yang lain, seperti gonore, klamidia, dan trichomoniasis.
7. Mitos: Kondom tidak dapat melindungi kita dari HPV (Human papillomavirus). Fakta: Kondom memang tidak dapat menangkal infeksi virus pada bagian tubuh yang tidak tertutup kondom. Namun, TNIH melaporkan, penggunaan kondom dapat mengurangi risiko penyakit yang terkait dengan HPV, misalnya kanker serviks. Penyakit jenis ini dapat dicegah dengan penggunaan kondom secara konsisten dan efektif, serta deteksi dini HPV melalui pemeriksaan pap smear.
8 Mitos: Kondom tidak efektif untuk mencegah penularan HIV. Fakta: TNIH mengonfirmasikan bahwa kondom merupakan alat kesehatan masyarakat yang efektif untuk melawan infeksi HIV. Studi lain di Eropa terhadap yang disebut pasangan HIV-serodiscordant (pasangan di mana salah satunya sudah terinfeksi HIV dan yang satu sehat) menunjukkan tidak terjadi penularan pada pasangan yang sehat, di antara 124 pasangan yang menggunakan kondom setiap kali mereka berhubungan seks. Pada pasangan yang tidak secara konsisten menggunakan kondom, sekitar 12 persen terjadi penularan pada pasangan yang sebelumnya tidak terinfeksi.
Diposting oleh PIK REMAJA BANTARA KENCANA REMAJA 0 komentar
Aborsi Timbulkan Gangguan Mental?
Upaya penghentian kehamilan atau aborsi ternyata tidak meningkatkan risiko gangguan mental pada pelakunya. Hal ini terungkap dalam riset yang diadakan di Denmark terhadap 365.550 remaja dan wanita yang pernah melakukan aborsi atau melahirkan anak pertama.
Dalam penelitian yang dilakukan, seluruh responden adalah perempuan sehat yang tidak memiliki riwayat masalah mental yang mengharuskan mereka mendapat perawatan di rumah sakit. Para peneliti menggunakan data pendaftaran di rumah sakit secara nasional sehingga bisa menelusuri riwayat kesehatan responden, sebelum dan setelah aborsi.
Penelitian dilakukan untuk melihat kesehatan mental responden selama periode 1995 dan 2007. Dalam periode itu 84.620 wanita melakukan aborsi dan 280.930 wanita melahirkan anak pertama.
Para peneliti lalu membandingkan status kesehatan mental responden sebelum dan setelah aborsi. Pada masa setahun setelah aborsi, 15 dari 1.000 wanita melakukan konseling psikiatri. Jumlah ini setara dengan wanita yang mencari bantuan konseling sembilan bulan sebelum tindakan aborsi.
Wanita yang melakukan aborsi, menurut peneliti, kebanyakan berasal dari kelompok yang memang sudah memiliki problem emosional sejak awal. Kebanyakan wanita dalam kelompok ini juga memiliki tingkat ekonomi rendah dan mengalami kehamilan yang tidak diinginkan. Namun penelitian ini tidak mencari tahu mengapa kehamilan itu diakhiri.
Tindakan aborsi di Denmark merupakan tindakan legal dan diatur dalam undang-undang sejak 1973.
Sementara itu, kelompok perempuan yang melahirkan dan mengalami masalah mental justru lebih tinggi. Tujuh dari 1.000 wanita melahirkan mendapatkan terapi konseling. Jumlah ini naik dari 4 wanita sebelum mereka melahirkan.
Masalah mental yang dialami wanita dari kedua kelompok adalah kecemasan, stres berat, dan depresi
Diposting oleh PIK REMAJA BANTARA KENCANA REMAJA 0 komentar
Pemahaman Remaja tentang HIV/AIDS Minim
Persentase itu antara lain mengindikasikan belum banyak remaja yang menguasai dengan komprehensif dan benar tentang HIV/AIDS. Edukasi remaja menjadi penting karena remaja termasuk orang terinfeksi HIV. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, jumlah kasus AIDS (kumulatif) sampai Agustus 2010 dari semua umur 21.770 orang. Edukasi HIV/AIDS di sekolah selama ini belum diberikan secara khusus melainkan diintegrasikan ke dalam kurikulum melalui Biologi dan Pendidikan Kesehatan Jasmani kedepan perlu adanya review terhadap kurikulum dimana pendidikan tentang HIV/AIDS diberikan lebih luas lagi sehingga persoalan reproduksi bisa disampaikan dengan lebih gamblang,
Kekhawatiran tentang HIV/AIDS bukan berarti harus disikapi dengan membuat kurikulum khusus tentang hal itu. Edukasi tentang HIV/AIDS dapat diintegrasikan ke kurikulum yang sudah ada. Yang tak kalah penting ialah sejauh mana integrasi itu benar-benar terjadi di sekolah.
Diposting oleh PIK REMAJA BANTARA KENCANA REMAJA 1 komentar
Pornografi Merusak Otak Anak
Diposting oleh PIK REMAJA BANTARA KENCANA REMAJA 0 komentar
13 Fakta tentang Sperma
- Sperma diproduksi di testis dan butuh 10 minggu untuk matang.
- Sperma matang bisa menunggu hingga 2 minggu di "ruang tunggu" yang disebut epididimis sebelum mereka memulai debutnya. Epididimis adalah saluran melingkar yang terdapat di bagian paling atas dan belakang testis. Fungsinya menyalurkan sperma.
- Sperma hanya berkontribusi 5 persen pada total volume cairan mani. Sisanya terdiri dari cairan yang menyediakan nutrisi dan medium perlindungan sperma agar ia bisa melakukan perjalanan ke saluran reproduksi perempuan.
- Pria sehat menghasilkan 70-150 juta sperma setiap hari.
- Sperma bisa hidup sampai 5 hari di dalam rahim. Hal ini menjelaskan mengapa seseorang bisa hamil beberapa hari setelah terjadinya ovulasi (dilepaskannya sel telur).
- Sperma Y, yang akan menghasilkan bayi laki-laki, berenang lebih cepat dibanding sperma X, yang akan menghasilkan bayi perempuan. Kromosom Y lebih kecil dan memiliki materi genetik lebih sedikit dibanding kromosom X.
- Sperma manusia berukuran sekitar 55 mikron. Sebagai perbandingan, kira-kira ukuran rambut manusia adalah 100 mikron.
- Sperma berasal dari bahasa Yunani, yang berarti "benih".
- Sperma hanya bisa berenang maju, tidak bisa mundur.
- Sperma yang normal memiliki kepala, sedikit bagian tengah, dan ekor. Sperma yang tidak normal bisa memiliki dua kepala atau dua ekor.
- Di Amerika Serikat, pria di New York memiliki jumlah sperma 50 persen lebih banyak dibanding pria di Los Angeles.
- Berlama-lama di sauna atau berendam air panas bisa mengurangi jumlah sperma.
- Pelumas, losion, dan air ludah bisa menyebabkan gerakan sperma berkurang.
Diposting oleh PIK REMAJA BANTARA KENCANA REMAJA 0 komentar
Free Seks Pada Remaja
Diposting oleh PIK REMAJA BANTARA KENCANA REMAJA 0 komentar
Pendewasaan Usia Perkawinan
Diposting oleh PIK REMAJA BANTARA KENCANA REMAJA 0 komentar
Diposting oleh PIK REMAJA BANTARA KENCANA REMAJA 0 komentar
Narkoba dan Sek Bebas Perusak Generasi Muda
Selain narkoba yang tidak kalah membahayakannya adalah budaya sek bebas yang sudah mulai menjangkiti remaja, mungkin awalnya hanya sekedar berciuman ketika berpacaran, tetapi kalau iman tidak kuat dan apalagi ditambah tidak adanya pemahaman reproduksi yang benar kerugian dimasa depan sudah pasti akan datang mengancam, Dilarang menggunakan alat reproduksimu sembarangan.
Diposting oleh PIK REMAJA BANTARA KENCANA REMAJA 1 komentar
NARKOTIKA DAN JENISNYA
Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika disebutkan pengertian Narkotika adalah Narkotika adalah “zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan”.
Psikotropika adalah “zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku”.
Bahan adiktif lainnya adalah “zat atau bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang berpengaruh pada kerja otak dan dapat menimbulkan ketergantungan”. Meskipun demikian, penting kiranya diketahui bahwa tidak semua jenis narkotika dan psikotropika dilarang penggunaannya. Karena cukup banyak pula narkotika dan psikotropika yang memiliki manfaat besar di bidang kedokteran dan untuk kepentingan pengembangan pengetahuan.
Menurut UU No.22 Tahun 1997 dan UU No.5 Tahun 1997, narkotika dan psikotropika yang termasuk dalam Golongan I merupakan jenis zat yang dikategorikan illegal. Akibat dari status illegalnya tersebut, siapapun yang memiliki, memproduksi, menggunakan, mendistribusikan dan/atau mengedarkan narkotika dan psikotropika Golongan I dapat dikenakan pidana sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
JENIS-JENIS NARKOTIKA
1. OPIOID (OPIAD) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Turunan OPIOID (OPIAD) yang sering disalahgunakan adalah : | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. KOKAIN | |||||||||
|
Diposting oleh PIK REMAJA BANTARA KENCANA REMAJA 0 komentar